Salah satu sifat utama Rasulullah adalah Amanah. Bahkan gelar itu sudah beliau dapatkan dari masyarakat Makkah jauh-jauh hari sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Sifat Amanah ini terus menjadi penghias akhlak dalam kehidupan Rasulullah, masyarakat Makkah begitu percaya kepada beliau bahkan ketika hari-hari menjelang beliau berhijrahpun masyarakat masih mempercayakan barang-barang mereka untuk dititipkan kepada beliau.
Secara bahasa, kata Amanah berasal dari bahasa Arab yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Sementara kata amanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Lazim kita ketahui kalau di Indonesia yang namanya Amanah itu identik dengan kepercayaan berupa pekerjaan atau jabatan.
Biasanya Amanah identik dengan jabatan dalam suatu organisasi,perusahaan ataupun pekerjaan. Dan sebagai orang yang beriman, ketika amanah itu datang maka sudah menjadi kewajiban kita untuk meneladani Rasulullah dalam sifat Amanah ini. Yakni menyikapi Amanah dengan sebaik-baiknya, tidak menelantarkannya dan totalitas dalam menjaganya.
Seperti itu juga ketika kita sudah meyakini Islam sebagai agama kita. Maka langkah selanjutnya adalah menggenggam Islam dengan Kaffah. Allah perintahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 208 :
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara Kaffah (Menyeluruh). Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah ta’ala berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir 1/335).
Seperti itulah Allah mendidik kita dalam beragama untuk Kaffah (totalitas dan menyeluruh). Karakter Kaffah ini haruslah senantiasa kita tanamkan dalam diri kita, kita jadikan sebagai prinsip hidup kita. Sehingga ketika ada amanah apapun datang dan kita terima maka kita akan menyikapinya dengan Kaffah (Totalitas dan menyeluruh). Sehingga amanah itu tidak akan menjadi jerat bagi kita di hari kiamat, sebab semua amanah yang kita dapatkan pasti akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahua’lam.
abas tatami