Sahabat Rubaiyat yang dirahmati Allah, kita sebagai manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yang dibekali satu sifat yakni saling membutuhkan. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian tanpa menggunakan bantuan orang lain, baik dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun dalam hal interaksi sosial. Semua manusia pasti memerlukan kehadiran orang lain dalam tiap liku kehidupan.
Sifat saling membutuhkan itulah yang kemudian membuat Nabi Adam berdoa kepada Allah agar dikirimkan seorang teman hidup, hingga akhirnya diciptakanlah Hawa yang kemudian menjadi istrinya. Nabi Adam masa itu padahal berada di dalam Syurga,,segala kenikmatan ada, apapun yang diperlukan selalu tersedia, namun ternyata segala fasilitas itu tak juga mampu menggantikan peran sesosok manusia disampingnya.
Begitu juga dengan Nabi Musa..beliau diutus oleh Allah untuk mendakwahi Fir’aun dengan dibekali berbagai mu’jizat yang bisa dilihat kasat mata serta melampaui logika manusia. Namun ternyata Nabi Musa dengan segenap mu’jizat itupun masih juga meminta seorang teman untuk berjuang. Hingga akhirnya Allah menghadirkan Harun sebagai saudara dan teman seperjuangannya.
Tidak jauh berbeda pula.. Nabi Muhammad dalam berjuang mendakwahkan Islam pun didukung oleh para sahabatnya. Kita fahami sekarang bahwa manusia-manusia pilihan Allah yang sudah dibekali dengan berbagai fasilitaspun, mereka tetap membutuhkan seorang teman. Apalagi kita hanya manusia biasa yang sangat dekat dengan salah dan dosa, maka sudah pasti kita membutuhkan seorang teman.
Masalahnya adalah..apakah teman-teman yang saat ini hadir disamping kita itu mampu membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan lebih lagi akhirat..?? jika tidak maka sungguh selama ini pertemanan kita sangat merugi.
Lalu kita harus berteman dengan siapa..??
Jawaban dari pertanyaan diatas sebenarnya sudah kita temukan, dia dekat dengan kita,hampir ada di setiap rumah kita,sayangnya kita sering abai dan tidak menjadikannya sebagai teman, Dialah AL-QUR’AN.
Al-Qur’an akan menjadi cahaya dalam gelapnya kubur kita, ia akan menjadi teman disana menunggu hari berbangkit tiba, ia akan datang sebagai pemberi syafaat di yaumil hisab.
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Maka sudah selayaknya kita sebagai seorang Muslim yang kitab sucinya adalah Al-Qur’an, untuk kembali berteman akrab dengan kitab suci yang diwariskan oleh Nabi. Jika saat ini kita belum bisa membacanya..maka mulailah belajar membaca Al-Qur’an. Dengan begitupun bahkan kita mendapat pahala yang digandakan.
Belajar membaca Al-Qur’an itu mudah, bahkan Allah sendiri yang menjanjikan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab agar mudah difahami, mudah diingati, mudah dibaca maupun dipelajari. Tiap huruf yang kita baca bernilai 10 kebaikan..bayangkan alangkah meruginya jika sampai hidup kita terlewatkan tanpa membaca Al-Quran.
Penyesalan kelak tak ada lagi berarti, ketika segenap amalan kita dihisab, ditimbang dan tidak kita dapati disana ada amalan bacaan Qur’an..alangkah rugi. Agar jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, mari hari ini kita mulai untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan segenap tekad dan kesungguhan, Insya’Allah dimudahkan.
(Abas Tatami , Staf Multimedia di Rubaiyat Indonesia)