Sense Of Belonging dalam bahasa kita dimaknai sebagai “Perasaan Memiliki”, entah itu berupa perasaan memiliki keluarga,organisasi,tempat bekerja maupun komunitas, dan termasuk juga perasaan memiliki akan agama yang dianutnya.
Keberadaan Sense of Belonging ini mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk sikap dan karakter manusia terhadap lingkungan dimana manusia itu berada. Saking butuh dan pentingnya seorang manusia akan sifat “Perasaan Memiliki” ini, sampai-sampai Abraham Maslow dalam papernya yang ditulis pada tahun 1943 mengatakan bahwa “Sense of Belonging” ini termasuk dalam kategori kebutuhan dasar nomor tiga yang diperlukan oleh manusia “The third most important Human need”.
Maka jika seorang manusia telah memiliki sifat Perasaan Memiliki ini dalam lingkungan, organisasi, tempat kerja atau apapun kelompok yang diikutinya, ia akan selalu merasa bangga dengan organisasi,tempat kerja atau apapun yang diikutinya tersebut. Ia akan selalu merasa bangga, ia akan selalu melindungi dan menjaga apapun tempat bernaungnya itu dengan sekuat tenaga. Juga ia tidak akan pernah rela jika keburukan atau ancaman menimpa tempat bernaungnya.
Sebaliknya , jika seorang manusia tidak memiliki sifat ini dalam dirinya, maka ia akan menjadi manusia yang pasif, acuh dan bersikap masa bodo dengan apa-apa yang menimpa organisasi atau apapun yang diikutinya.
Lebih-lebih lagi dalam hal ber-Agama, sifat Sense of Belonging atau Perasaan Memiliki terhadap agama yang dianut sangat wajib dimiliki. Sebab dengan sifat ini manusia akan dengan sungguh-sungguh mempelajari serta mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Dengan sifat ini juga , si penganut agama akan selalu menjaga dan melindungi agama yang dianutnya dari ancaman orang-orang yang tidak memahami dan ingin merusak agama yang dianutnya. Tanpa adanya Sense of Belonging ini, penganut agama apapun itu akan lemah pemahaman dan pengamalannya terhadap agama yang dianutnya. Terlebih lagi jika ada ancaman dari dalam maupun luar yang sifatnya merusak agama yang dianutnya, ia tidak akan berreaksi apa-apa. Sebab memang dia tidak pernah mempunyai Perasaan Memiliki terhadap agama yang dianutnya.
Maka jika kita seorang Muslim dan sering mendapatkan kalimat misal seperti ini : “Apa-apa kok bawa agama..!!”.., Senyumin aja.. Bangga loohh, karena justru itu merupakan salah satu indikasi bahwa kita benar-benar memiliki sifat Sense of Belonging terhadap agama yang kita anut. Perasaan Memiliki ini memang akan selalu menuntut kita untuk memberikan reaksi ketika ada pihak-pihak nakal yang menyentil agama yang kita anut. Sejarah pun mencatat demikian pada generasi terbaik Islam yakni generasi Rasulullah Muhammad dan para Sahabat. Coba kita pelajari sejarah hidup para Sahabat, mereka akan mengajarkan kepada kita bahwa sense of belonging mereka terhadap agama Islam amatlah tinggi, mereka tidak akan membiarkan segorespun luka didapati oleh agama ini, mereka akan cemburu mereka akan membela agama ini mati-matian. (semoga Allah meridhoi para Sahabat).
“Kemana-mana kok bawa agama”.. itu juga menjadi salah satu indikasi bahwa kita merasa bangga dan kita memiliki Perasaan Memiliki (Sense of Belonging) terhadap agama ini, Islam. Sehingga dengan perasaan bangga itu otomatis akan menjadikan kita sebagai “Marketing berjalan” atas agama Islam. Kita akan selalu menawarkan agama ini kepada siapapun sebab kita sudah menjadi saksi hidup atas segala kelebihan agama ini, Islam. Maka kemudian kita akan berusaha mengajak orang-orang untuk ikut juga merasakan berbagai kelebihan dan keindahan agama mulia ini.. Islam