
Secara umum taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Taqwa adalah meninggalkan apa-apa yang diinginkan hawa nafsumu, karena takut kepada Dzat yang engkau takuti(Allah)”.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Taqwa adalah, “Takut kepada Allah, ridha dengan ketentuan-Nya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat nanti..”
Allah mewasiatkan taqwa kepada seluruh umat manusia, termasuk umat Rasululllah. Allah menghimpun seluruh nasihat dan dalil-dalil, petunjuk-petunjuk, peringatan-peringata, didikan serta ajaran dalam satu wasiat yaitu taqwa.
Adapun taqwa sebagai sebaik-baiknya bekal sebagaimana disampaikan oleh Allah dalam surah Al Baqarah ayat 197
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Ibnu katsir menafsirkan ayat tersebut dengan menyatakan bahwa kalimat “. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa”, menunjukan bahwa tatkala Allah memerintahkan kepada hamba-NYa untuk mengambil bekal dunia, maka Allah menunjuki kepadanya tentang bekal akhirat yaitu taqwa.
Banyak sekali faktor penunjang agar kita bisa merasakan ketaqwaan tersebut, diantaranya:
- Mahabbatullah (Mencintai Allah)
- Muraqabatullah (Merasakan adanya pengawasan Allah)
- Menjauhi penyakit hati
- Menundukan hawa nafsu
- Mewaspadai tipu daya setan